Minggu, 06 November 2011

Cerita Biasa 10 Dzulhijjah

 

Before, let me wish "Selamat Idul Adha"! Idul Adha bukan ajang makan-makan, bukan ajang pamer kekayaan. Tapi kebersamaan saling berbagi. :)

Now, let me begin this festival story. Pagi yang bukan pagi biasa, kumandang takbir terdengar di tiap sudut jalan. Cuma dua kali setahun kita bisa merasakannya. Memang festival ini tidak semeriah festival Idul Fitri, tapi bagaimanapun juga kita harus tetap memeriahkannya.

Dengan matic kesayangan warna ijo putih buluk aku berniat datang ke sekolah. Di setiap jalan tercium aroma prengus yang menggelitik hidung. Aroma yang sangat khas di hari ini.


Waktu yang tepat saat aku datang. Papih sapi baru saja ditidurkan untuk menikmati ajalnya. Antara "Rasain lu, sap. Makannya jangan menebar kelembekan dimana-mana" dan "Kasian ini keluarga sapi pasti sedang bingung membagi harta warisan." Namun kenyataan dan fakta harus dihadapi. Akhirnya sapi itu telah tiada. Akupun segera pergi meninggalkan sapi itu. Bukan karena aku kasihan dan iba, tapi aku tidak mau ikut motongin daging sapi itu karena baju ganti tak kubawa.


Menghindar dari tugas yang sangat mulia itu, aku pergi ke masjid menunaikan tugas sebagai seksi acara. Bersama mahluk yang tidak konkrit dan sulit diungkapkan dengan kata bernama Damar ini aku mengambil beberapa kupon dan stampel yang akan dibagikan kepada warga sekitar sekolah untuk ditukarkan dengan sekantong daging sapi.

Satu demi satu kupon aku stamp, hasilnya tidak terlalu bagus karena aku lebih ahli dalam menyobek kupon tersebut. Tapi apa arti dari stamp jika dibandingkan dengan satu kantong daging sapi. Memang stamping kupon memakan waktu tak lama, tapi kami membuatnya lama. Bukan karena kinerja kami yang buruk, tapi karena otak kami yang berpikir buruk. Dengan stamp maka kami tak akan terlibat dalam pemotongan daging sapi.

Jam 10.00 saatnya kami membagi pada warga sekitar. Karena kecerdikan mereka atau ketololan kami, karena lagu tekotek atau iklan provider X*. Satu dari mereka menerima kupon tersebut, tumbuh seribu dari mereka datang pada kami meminta kupon. Kami tak kuasa melihat segerombol mereka. Dengan kekuatan senyum menawan dan minta maaf kami usir mereka secara terhormat.

Banyak dari mereka terus berdatangan, sampai mereka menjebol sekolah kami. Tapi sekali lagi kekuatan senyum manis buatan kami mengusir mereka sekali lagi dengan terhormat. Kami sempat menutup gerbang sekolah menghindari penyusup masuk ke sekolah kami. Kami mengintip dari celah pintu gerbang dalam, ternyata mereka juga melirik kami. Semoga mereka bukan paparazzi yang mengintai kami.

Sekitar jam 11.30 kami buka sedikit gerbang sekolah. Kami siapkan beberapa bouncer supaya tidak ricuh. Jorgi, teman kami yang menjadi bouncer utama karena badannya tak kalah kekar dengan sapi yang kami potong.

Mereka masuk sepuluh demi sepuluh untuk menukarkan kupon mereka. Teman kami yang berjenis kelamin perempuan membagikan daging kepada mereka. Kami sangat berhati-hati terhadap mereka. Mereka seperti serigala berbulu domba, mereka mengambil daging berkali kali dengan menggunakan kostum yang berbeda. Mungkin kami akan memberikan sedikit award pada mereka jika hari ini adalah Halloween.
Pembagian daging mebutuhkan waktu tak lama hanya sekitar satu jam. Kemudian kami menyantap makanan yang dimasak oleh beberapa teman kami yang berjenis kelamin bukan pria. Memang pintar mereka dalam memasak. Rasanya enak atau kami yang memang kelaparan.

Banyak dari kami yang makan lebih dari dua piring. Bahkan seorang ketua OSIS dan wakilnya. Sebenarnya aku juga, tapi hanya beberapa kerupuk dan nasi. Beberapa kerupuk, iya beberapa. Tapi kami hanya melakukan itu jika guru kami tidak melihat. Guru kami berkata, "Makanlah ketika sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang." Sayang sekali kami terlanjur lapar, Bu. 

Acara makan menjadi penutup dalam festival kali ini. Hujan menjadi sebuah penampilan penutup persembahan dari Tuhan. Tapi hujan itu membuat kami menunggu hingga dia reda untuk kembali ke rumah kami masing-masing.

Banyak sekali kejadian menarik yang tak bisa aku ungkapkan dalam cerita ini. Tapi intinya kami telah berbagi kebahagiaan dengan mereka.




Best Blogger Tips

Blogger Tips - Get This Gadget

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Bird Gadget Cool Neon Green Outer Glow Pointer